December 1, 2014 : by Grace Natali / Universitas Multimedia Nusantara News Service
Serpong, (24/11)
–Untuk menghadapi itu Masyarakat Ekonomi ASEAN atau yang lebih dikenal
sebagai ASEAN Economic Community (AEC), maka para profesional khususnya
generasi muda Indonesia harus memiliki kompetensi yang bisa membuat
mereka unggul dari tenaga kerja asal negara ASEAN lain. Dengan demikian,
mereka tidak akan tersisih dari zona persaingan di masa yang akan
datang.
Selain
penguasaan atas bidang keilmuan memiliki jiwa kejuangan yang tinggi
serta budaya kerja keras merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki
oleh Indonesia muda untuk bisa bersaing di era ekonomi bebas seperti
AEC. Demikian yang disampaikan Dr. Ninok Leksono, Rektor UMN dalam
Wisuda VI UMN di Universitas Multimedia Nusantara, pada Sabtu, (24/11).
“Pada sisi lain, kemampuan dan semangat serta kompetensi individu juga
masih perlu didukung oleh berbagai insentif dan lingkungan yang
kondusif, misalnya adanya infrastruktur ICT yang modern. Di sini peran
pemerintah sangat penting. Agar bisa unggul, tentu saja anak muda
Indonesia juga harus hidup di lingkungan yang unggul,” lanjut Ninok.
Mengingat hal ini, maka
para lulusan UMN dibekali kuliah tentang diberikan pelatihan tentang
kepemimpinan, tentang pengembangan karakter, serta pemahaman tentang
organisasi. Lulusan UMN secara umum telah dibekali pengetahuan dasar
tentang ICT, yang bersifat universal. Dalam sistem pendidikannya, UMN
juga telah memperkenalkan kepada mahasiswanya dengan nilai-nilai unggul,
dalam hal ini 5C yang diturunkan dari falsafah Kompas-Gramedia, di mana
di dalamnya ada C yang berkepanjangan Competent dan Competitive.
Mungkin saja dalam pengetahuan kognitifnya lulusan UMN masih harus
memperkaya di tempat pekerjaan, tetapi dasar-dasarnya telah diberikan di
UMN, berikut dengan semangat dasarnya untuk berkarakter unggul dan
kompetitif.
“Sekali
lagi UMN ingin agar lulusannya tidak saja kompeten di bidang
keilmuannya, tetapi juga unggul dalam karakternya, memiliki integritas,
menjadi sosok yang bisa diandalkan dalam pekerjaan. Kami, pimpinan UMN
percaya, bahwa dengan menjadi insan yang kompeten sekaligus berkarakter,
peluang survive semakin besar,” ungkap Ninok lagi.
Memiliki jiwa wirausaha
adalah kunci penting lain untuk dapat sukses dalam AEC. Jika tidak
demikian, dengan banyak masuknya bisnis asing dari negara ASEAN lain ke
Indonesia, masyarakat kita hanya bisa menjadi penonton dan konsumen
saja. Roda perekonomian kita pun akan lambat bergerak ke arah yang lebih
positif. Hingga saat ini, jumlah entrepreneur di Indonesia hanya
mencapai 1,65% dari total jumlah penduduk Indonesia, sedangkan jumlah
minimal untuk menjadi sebuah negara maju adalah 2% dari total penduduk.
Untuk menjadi seorang
entrepreneur unggul, penting diadakan pendidikan dan pelatihan untuk
memperoleh kompetensi yang dibutuhkan. Melihat kebutuhan ini, maka UMN
menyediakan mata kuliah Technopreneurship yang wajib diikuti oleh
seluruh mahasiswa UMN dari semua jurusan. Selain itu, UMN juga
mengembangkan sebuah inkubator bisnis bernama Skystar Ventures. Di
sinilah, mahasiswa UMN yang memiliki ide-ide bisnis brilian dilatih
untuk menghasilkan perusahaan-perusahaan rintisan (start up) yang
berbasis teknologi dan internet. Dalam masa inkubasi selama 6 bulan,
mahasiswa akan mendapatkan mentoring, workshop, fasilitas kantor, dan
funding untuk merealisasikan bisnis impian mereka.
Selain itu, untuk
mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja di industri, UMN menerapkan
kurikulum yang up to date sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi,
menyediakan sarana laboratorium dengan teknologi baru yang berstandar
internasional, sertifikasi profesional, serta mengadakan kerja sama
dengan universitas luar negeri. Beberapa universitas yang telah bekerja
sama dengan UMN adalah Tokyo Denki University (Jepang), UCSI University
(Malaysia), Chinese Culture University (Taiwan), Swineburne University
of Technology dan University of Technology Sydney (Australia), Lund
University (Swedia), dan Qingdao University (Tiongkok).
UMN juga didukung
dengan kesiapan sarana dan prasarana, baik dari sisi kurikulum,
fasilitas yang sesuai dengan standar industri, serta tenaga pengajar
yang berpengalaman dan berdedikasi tinggi. Bahkan sebagian tenaga
pengajar berasal dari kalangan profesional di industri. Hal ini
diharapkan dapat membekali mahasiswa dengan pengalaman langsung dari
orang yang sudah berpengalaman di bidang itu.
Pada wisuda kali ini,
UMN meluluskan 512 wisudawan dengan perincian sebagai berikut 113
wisudawan dari fakultas Ilmu Komunikasi, 223 wisudawan dari fakultas
Desain Komunikasi Visual (DKV), 22 wisudawan dari program studi
Akuntansi, 36 wisudawan dari program studi Manajemen, 41 wisudawan dari
program studi Sistem Informatika, dan 11 wisudawan dari program studi
Sistem Komputer.
Wisuda
VI UMN juga menghadirkan pembicara Menteri Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia, Rudiantara. Beliau menyampaikan orasi ilmiah seputar
pengembangan industri kreatif berbasis ICT serta peran serta
Kemenkominfo dalam mendorong perkembangan industri tersebut ke level
internasional. Industri kreatif merupakan salah satu sektor industri
yang memiliki peluang baik untuk dapat bersaing dalam pasar bebas ASEAN
2015.
Rudiantara
menggarisbawahi pentingnya kewirausahaan berbasis digital di era seperti
sekarang ini. “Wirausaha haruslah mampu mencermati kesempatan dan
memberikan nilai tambah saat sumber daya di sekitarnya minim atau tidak
ada. Wirausaha di bidang ICT saat ini sangatlah penting untuk menggenjot
perekonomian. Bisnis e-commerce sedang bertumbuh dengan pesat. Di
Indonesia, contohnya, pada 2016 diperkirakan transaksi e-commerce akan
menembus kisaran angka sebesar US$ 20 miliar,” paparnya.
Hanya saja beberapa hal
yang harus diperbaiki bila ingin mengembangkan wirausaha berbasis
digital. Sebab secara angka, kemelekan kita akan ICT masih tertinggal
dengan beberapa negara ASEAN dan Asia. “ICT development index Indonesia
menempati peringkat 97. Walaupun lebih tinggi dari Laos, Kamboja, dan
India tetapi masih kalah dengan Vietnam. Sedangkan network readiness di
Indonesia masih kalah dengan India dan Thailand. Kita perlu menggenjot
ini semua untuk bisa maju dan bersaing di era AEC ke depannya,” ungkap
Rudiantara.
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Teknik Informatika|Sistem Informasi|Sistem Komputer|Akuntansi|Manajemen|Ilmu Komunikasi|Desain Komunikasi Visual, di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id