November 24, 2014 : by Fellya Hartono / Universitas Multimedia Nusantara News Service
“..kekhasan mahasiswa UMN masih
terlihat jika dibandingkan dengan mahasiswa sinema kampus lain. Hasilnya
itu tidak monoton, temanya lebih bervariasi, dan itu yang menjadi ciri
khas mahasiswa UMN,” - Damar Ardi

Sebelum diumumkan pemenang ajang
UCIFEST (UMN Cinema Festival) 5, panitia mengadakan Jury’s Presentation
di Lecturer Hall UMN pada Kamis, 20 November 2014, pukul 19.00 WIB.
Acara ini dihadiri oleh dua juri UCIFEST yaitu Damar Ardi (Programmer
XXI Short Film Festival) dan Mouly Surya (Peraih penghargaan Festival
Film Indonesia kategori film, sutradara dan penulis skenario terbaik
melalui film “Fiksi”). Sayangnya, salah satu juri yang merupakan
sutradara dibalik film Petualangan Sherina, AADC, dan Laskar Pelangi
yaitu Riri Riza, tidak dapat hadir dalam acara ini maupun pada Awarding
Night UCIFEST 5.
Kedua juri membahas mengenai penilaian
mereka terhadap film karya mahasiswa sinematografi UMN yang dilombakan.
Adapun kategori film terdiri dari fiksi, dokumenter, animasi, dan TV
Commercial.
Damar Ardi merupakan salah satu dari
sekian banyak ahli perfilman yang telah melihat karya-karya mahasiswa
UMN dari tahun-tahun sebelumnya. Penggerak film di Semarang dan
Yogyakarta ini menilai mahasiswa UMN biasanya unggul dalam kategori
fiksi. Namun kali ini, film berkategori dokumenter dinilai lebih baik
dan membuatnya ‘terkejut’.
“Para pengajar di UMN sangat terlihat
memberikan pengaruh dalam memberikan referensi untuk mahasiswa, karena
dengan latar belakang yang berbeda dapat memberikan wawasan yang lebih
luas dalam pembuatan filmnya. Dan kekhasan mahasiswa UMN masih terlihat
jika dibandingkan dengan mahasiswa sinema kampus lain. Hasilnya itu
tidak monoton, temanya lebih bervariasi, dan itu yang menjadi ciri khas
mahasiswa UMN,” ungkap Damar Ardi. Ia juga menghimbau kepada mahasiswa
untuk terus menjaga kekhasan itu.
Sementara Mouly Surya lebih banyak memberikan saran dan tips seputar perfilman.
“Film yang paling parah itu adalah
film yang tidak meninggalkan kesan untuk penonton. Dibutuhkan intimacy
antara film dengan penonton. Jangan sampai penonton itu tidak merasakan
apa-apa setelah menonton film itu,” ujar Mouly.
Selain itu, Mouly memaparkan hal-hal
yang mempengaruhi sebuah film, diantaranya karakter sutradara,
pergerakan kamera, dan melakukan casting aktor.
“Penting untuk mengkritk film karya
sendiri supaya bisa memperbaiki film produksi selanjutnya. Banyak pujian
tidak akan membuat kemajuan,” kata Mouly di akhir acara. “Jangan puas
diri ketika film kita dipuji,” Damar menambahkan.
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Teknik Informatika|Sistem Informasi|Sistem Komputer|Akuntansi|Manajemen|Ilmu Komunikasi|Desain Komunikasi Visual, di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.