May 26, 2014 : by Debora Thea / Universitas Multimedia Nusantara News Service
Bermasalah dengan USB yang kerap tertinggal saat presentasi di kelas? Atau ingin punya koleksi baru tanpa mengeluarkan biaya? Dua inovasi bisnis ini bisa menjadi jawaban dari permasalahan dan keinginan anda tersebut.
Technopreneurship Exhibition UMN yang dilaksanakan pada Senin (26/5) di lobi dan function Hall UMN dimeriahkan oleh beragam stand bisnis yang kreatif dan inovatif. Dari menjual produk hingga jasa. Salah satunya ialah CARDUS.
CARDUS merupakan sebuah brand untuk USB card seukuran kartu ATM. Konsep dari bisnis ini terinspirasi dari kondisi anak kuliahan hari-hari ini. “Kita anak kuliah butuh USB, untuk copy materi dari dosen misalnya lalu materi presentasi. Saat presentasi, karena USB itu ukurannya kecil, jadi sering ketinggalan. Dari sana, kita berpikir untuk membuat USB card yang bisa ditaruh di dompet karena dompet itu barang yang paling sering dibawa ke mana-mana,” tukas Steffi Weliani, salah satu penggagas CARDUS.
Selain fungsional, kartu ini juga mempunyai maskot seekor kangguru. “Ini bukan kangguru Australia tapi kangguru Indonesia yaitu dari pegunungan di Papua. Kita ambil kangguru ini dengan filosofi ingin mengangkat sesuatu yang orang-orang belum banyak yang tau serta memiliki nuansa Indonesia,” jelas Steffi. Di setiap desain kartu, kangguru-kangguru tersebut menggunakan kostum pakaian daerah, ada yang menggunakan baju dayak, baju Bali, kostum pak Raden serta wayang. “Selain itu, karena menjelang piala dunia dan banyak permintaan untuk seragam bola, kita juga ada motif yang mengkombinasikan motif klub bola dengan batik,” tambahnya.
Produk yang digarapnya bersama sembilan teman lainnya yang berasal dari jurusan manajemen, TI serta akuntansi tersebut sukses meraih perhatian konsumen. Hingga pameran berlangsung telah terjual sebanyak 50 kartu. Selain di pameran, promosi dan penjualan juga dilakukan secara online. “Ke depannya nanti kita juga berharap bisa b2b, bekerja sama dengan perusahaan maupun politik dalam bentuk souvenir,” kata Steffi.
Selain CARDUS, adapula sebuah website yang menawarkan jasa untuk konsumen saling barter barang yang dimilikinya, Barterjual.com. Jasa ini menjadi terobosan baru, bukan hanya jual-beli barang saja tetapi juga saling barter barang. “Jadi konsumen bisa saling tukar barang tanpa mengeluarkan biaya. Kita berperan sebagai perantara. Semua barang yang masuk kita seleksi dulu, apakah kualitasnya masih layak untuk dibarterkan atau tidak,” ungkap Olivia dan Fitria dari TI 2011, para penggagas Barterjual.com.
Bagi konsumen yang tertarik untuk membarterkan barangnya, mereka dapat memposting gambar barang tersebut berikut dengan kualitas sesungguhnya di website. Barang yang dibarterkan bisa berupa apa saja “Tapi biasanya lebih ke kolektor,” tambah Fitria. Di hari pertama diluncurkan saat Technopreneurship Exhibition ini, sudah banyak orang yang meregistrasi maupun negosiasi untuk barter.
Mereka berharap ke depannya bisnis tersebut bisa meluas secara nasional. (*)
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Teknik Informatika|Sistem Informasi|Sistem Komputer|Akuntansi|Manajemen|Ilmu Komunikasi|Desain Komunikasi Visual, di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id