Senin, 23 Juni 2014

Bisnis Inovatif dari Kartu USB dan Koleksi Pribadi

May 26, 2014 : by Debora Thea / Universitas Multimedia Nusantara News Service


Bermasalah dengan USB yang kerap tertinggal saat presentasi di kelas? Atau ingin punya koleksi baru tanpa mengeluarkan biaya? Dua inovasi bisnis ini bisa menjadi jawaban dari permasalahan dan keinginan anda tersebut. 


Technopreneurship Exhibition UMN yang dilaksanakan pada Senin (26/5) di lobi dan function Hall UMN dimeriahkan oleh beragam stand bisnis yang kreatif dan inovatif. Dari menjual produk hingga jasa. Salah satunya ialah CARDUS. 

Con_cardus.pngCARDUS merupakan sebuah brand untuk USB card seukuran kartu ATM. Konsep dari bisnis ini terinspirasi dari kondisi anak kuliahan hari-hari ini. “Kita anak kuliah butuh USB, untuk copy materi dari dosen misalnya lalu materi presentasi. Saat presentasi, karena USB itu ukurannya kecil, jadi sering ketinggalan. Dari sana, kita berpikir untuk membuat USB card yang bisa ditaruh di dompet karena dompet itu barang yang paling sering dibawa ke mana-mana,” tukas Steffi Weliani, salah satu penggagas CARDUS. 

Con_cardus2.pngSelain fungsional, kartu ini juga mempunyai maskot seekor kangguru. “Ini bukan kangguru Australia tapi kangguru Indonesia yaitu dari pegunungan di Papua. Kita ambil kangguru ini dengan filosofi ingin mengangkat sesuatu yang orang-orang belum banyak yang tau serta memiliki nuansa Indonesia,” jelas Steffi. Di setiap desain kartu, kangguru-kangguru tersebut menggunakan kostum pakaian daerah, ada yang menggunakan baju dayak, baju Bali, kostum pak Raden serta wayang. “Selain itu, karena menjelang piala dunia dan banyak permintaan untuk seragam bola, kita juga ada motif yang mengkombinasikan motif klub bola dengan batik,” tambahnya. 

Con_cardus3.pngProduk yang digarapnya bersama sembilan teman lainnya yang berasal dari jurusan manajemen, TI serta akuntansi tersebut sukses meraih perhatian konsumen. Hingga pameran berlangsung telah terjual sebanyak 50 kartu. Selain di pameran, promosi dan penjualan juga dilakukan secara online. “Ke depannya nanti kita juga berharap bisa b2b, bekerja sama dengan perusahaan maupun politik dalam bentuk souvenir,” kata Steffi. 

Con_barter3.pngSelain CARDUS, adapula sebuah website yang menawarkan jasa untuk konsumen saling barter barang yang dimilikinya, Barterjual.com. Jasa ini menjadi terobosan baru, bukan hanya jual-beli barang saja tetapi juga saling barter barang. “Jadi konsumen bisa saling tukar barang tanpa mengeluarkan biaya. Kita berperan sebagai perantara. Semua barang yang masuk kita seleksi dulu, apakah kualitasnya masih layak untuk dibarterkan atau tidak,” ungkap Olivia dan Fitria dari TI 2011, para penggagas Barterjual.com. 

Con_barter2.pngBagi konsumen yang tertarik untuk membarterkan barangnya, mereka dapat memposting gambar barang tersebut berikut dengan kualitas sesungguhnya di website. Barang yang dibarterkan bisa berupa apa saja “Tapi biasanya lebih ke kolektor,” tambah Fitria. Di hari pertama diluncurkan saat Technopreneurship Exhibition ini, sudah banyak orang yang meregistrasi maupun negosiasi untuk barter. 

Mereka berharap ke depannya bisnis tersebut bisa meluas secara nasional. (*) 


Peserta BIPA UMN Jadi Translator Indonesia Untuk Tim Asian Dream Cup 2014

June 05, 2014 : by Debora Thea / Universitas Multimedia Nusantara News Service


Enam bulan belajar bahasa Indonesia, pria asal Korea Selatan ini telah menjadi penerjemah bahasa Korea-Indonesia untuk tim Asian Dream Cup 2014 Jakarta, Senin (2/6). 


Lee Hyeon Jae (Nico) menjadi salah satu dari dua puluh volunteer penerjemah bahasa Korea-Indonesia untuk Park Ji-Sung dan anggota Running Man dalam rangka Asian Dream Cup 2014 di Gelora Bung Karno Senin kemarin. Ilmunya yang didapatkan selama belajar bahasa Indonesia di UMN diterapkan untuk membantu tamu-tamu dari Korea Selatan dalam beraktivitas di Jakarta selama tiga hari. 

Nico telah belajar bahasa Indonesia sebagai peserta Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) UMN selama enam bulan. Saat ini, ia berada di kelas tingkat Madya—sebuah tingkat lanjutan—di mana ia belajar membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan dengan dibimbing oleh dosen-dosen bahasa Indonesia profesional dari UMN. Dalam waktu yang singkat, ia sudah dapat berbicara dengan cukup lancar dan mengerti banyak kosa kata. 

“Saya memberanikan diri untuk menjadi volunteer acara tersebut untuk melatih kemampuan bahasa Indonesia saya,” tuturnya. Nico mengatakan, ia mencari lowongan volunteer tersebut di internet kemudian berhasil lolos seleksi. “Ada sekitar 80 orang dari Korea, saya bersama teman-teman translator membantu mereka bicara Indonesia. Saya bantu untuk menunjukkan jalan dan cara naik kendaraan umum dengan bahasa Indonesia. Mereka kagum karena saya bisa bahasa Indonesia,” jelas pria berkacamata tersebut. 

Selain bisa mempraktekkan kemampuan bahasa Indonesia, ia pun berkesempatan untuk bertemu dengan anggota Running Man (variety show Korea) serta Park Ji-Sung bertanding sepak bola dan melihat proses syutingnya. Dari pengalaman tersebut, Nico termotivasi untuk terus memperdalam kemampuan berbahasanya. “Saya masih harus banyak belajar lagi di kelas BIPA UMN,” katanya. (*) 

UMN Hasilkan Lulusan Berkompeten Untuk Hadapi AEC 2015

June 07, 2014 : by Debora Thea / Universitas Multimedia Nusantara News Service


Untuk menghadapi era ASEAN Economic Community tahun depan, UMN berkontribusi menghasilkan lulusan-lulusan tangguh yang siap bersaing dengan tenaga ahli dari negara lain. Pada Sabtu (7/6), kembali dilahirkan 279 calon-calon tenaga ahli baru dalam wisuda V UMN.



Berdasarkan data ASEAN, sekitar 600 juta warga ASEAN berpotensi untuk saling bersaing, di mana Indonesia menjadi salah satunya yang sangat berpotensi untuk  menjadi pemain utama di ASEAN. UMN sangat peduli pada usaha mendongkrak Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia. Dr. Ninok Leksono selaku Rektor UMN mengatakan bahwa sejak awal berdiri UMN sudah berorientasi internasional. Untuk itu, momentum pelaksanaan ASEAN Economic Community juga menjadi salah satu prioritas.

“UMN telah, sedang, dan tentu saja perlu perlu untuk terus memperbaikki diri sehingga setiap alumnus yang dihasilkan mampu bersaing dan berkontribusi. Setiap lulusan UMN harusnya siap dengan bekal untuk berkompetisi dengan tenaga ahli dari negara lain,” ujar Ninok pada pidato pembukaan wisuda V. Beliau menegaskan, perusahaan Indonesia akan diisi oleh putera-puteri bangsa sendiri yang cekatan dan inovatif. Sudah selayaknya orang Indonesia bisa makmur dan berprestasi di negeri sendiri, kemudian dengan sendirinya mereka juga bisa bertarung di negara lain.

Lulusan-lulusan UMN telah dipersiapkan untuk bisa tangguh menghadapi ASEAN Economic Community yakni melalui program wajib kerja magang; program sertifikasi internasional seperti Oracle, Cisco, Microsoft, SAP, dsb; serta kerja sama dengan berbagai universitas luar negeri.

“Kita menjalin kerja sama dengan berbagai universitas di Taiwan, Korea, Jepang, Malaysia, Australia dengan tujuan memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk melaksanakan kerja magang, riset dan studi lanjut S2. Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan para mahasiswa UMN tidak hanya mengenal tetapi juga dikenal di lingkup internasional,” ujar Prof. Muliawati Siswanto, Wakil Rektor bidang Kerja Sama. Hasil dari kerja sama tersebut terlihat dari alumnusnya yang telah meniti karir di berbagai perusahaan, 70% di perusahaan nasional dan 30% di perusahaan internasional.

Bukan hanya mendidik mahasiswa menjadi tenaga professional, UMN juga mempersiapkan lulusannya untuk menjadi wirausahawan dengan membentuk business incubator yang diberi nama Skystar Ventures. Business Incubator ini memfasilitasi startup bisnis untuk mewujudkan ide bisnis mereka dengan menyediakan funding, mentor-mentor profesional, co-working space yang nyaman serta kerja sama dengan perusahaan nasional serta internasional.
Wisuda yang ke V ini menghasilkan 279 wisudawan yang terdiri atas 34 mahasiswa Teknik Informatika, 2 mahasiswa Sistem Komputer, 18 mahasiswa Sistem Informasi, 87 mahasiswa Ilmu Komunikasi, 47 mahasiswa Desain Komunikasi Visual, 31 mahasiswa Manajemen dan 60 mahasiswa Akuntansi. Masing-masing dari 7 program studi memiliki lulusan-lulusan terbaik. Dari ketujuh orang tersebut, muncul nama Chrysan Kirana Warsiman, mahasiswi jurusan Akuntansi yang dinobatkan menjadi lulusan terbaik universitas.

Chrysan lulus 3,5 tahun dengan predikat cumlaude, selama di kampus pun ia juga kerap mendapatkan beasiswa prestasi. Saat ini, Chrysan sudah bekerja di KAP Ernst & Young. Ia menjadi salah satu dari 90% wisudawan yang telah lebih dulu bekerja, baik di perusahaan nasional maupun internasional. (*)